Suatu malam, di dalam mimpi...
Aku melihatmu.. dibawah pohon beringin, kau tertunduk lemah, sayu, wajahmu tak bergairah. Ditemani rintikkan hujan, kau begitu terlihat lelah. Seperti orang yang berusaha melepaskan beban. Malam itu kau memakai baju berwarna hitam lusuh, basah karena air hujan. Wajahmu tak sedikitpun kau tegakkan. Hanya tertunduk. Bahkan ketika aku menghampirimu. Ingin sekali rasanya aku bertanya, kau kenapa? ada apa denganmu? maukah kau menceritakannya padaku? mau kah kau berbagi bebanmu denganku? tak sempat aku katakan. Semua kata itu tertahan. Tak bisa kuucapkan. Aku seakan membisu, seperti kau. Aku benci keadaan ini, sungguh aku benci. Tak ada yang bisa ku lakukan untukmu, aku hanya bisa menatap wajahmu.
Tapi... tiba-tiba aku meleleh, tanganku seakan bergetar, aku melihatmu menangis, aku melihatmu menjatuhkan air mata. jangan! ku mohon kau jangan menangis dihadapanku. Aku tak sanggup melihatnya, rasaku, aku semakin penasaran. Ada apa ini? apa yang membuatmu menjadi seperti ini? apakah kau benar-benar terluka? sepedih itukah deritamu? seberat itukah bebanmu? sampai kau tak kuat menahannya dan kau menumpahkannya dengan menangis. Sungguh, aku merasa tak berguna. Aku tak dapat melakukan apapun. Aku hanya bisa menatapmu, memperhatikanmu, bahkan setiap kedip matamu ku hitung.
Hanya hembusan angin yang bergerak, menepis daun daun yang tersiram cahaya malam kelam. Hanya ada kau dan aku, seperti dua orang yang bernyawa tapi tapi tak menandakan bernyawa. Kau diam, aku diam. Tak ada yang bersuara, tak ada yang terkatakan, semua kata tertahan. Sunyi, hanya ada hembusan angin, dan suara rintikan hujan. Aku melihatmu, kau masih tertunduk lemah.
Tuhan, dia kenapa? tolong Tuhan, apa yang sedang dia rasakan? katakan padaku, biarkan aku mengetahuinya.
Aku pergi, tapi bukan karena putus asa menunggunya yang membisu. Aku hanya ingin dia tenang, mungkin dengan aku pergi. Aku pergI, karena aku tak sanggup lagi melihatnya seperti itu.
Saat aku mulai melangkahkan kaki. Satu langkah, dua langkah, dan langkah ketigaku tertahan. seseorang menahan langkahku. Dia, dia yang menahanku, dia yang menahan langkahku, dia menatapku, wajahnya yang sayu kini dia tegakkan. Dia berusaha mengatakan sesuatu padaku. Tertahan! dia tak bisa mengatakannya, dia menangis lagi, dihadapanku. Tuhan, bantu lagi. Bantu aku, bantu dia. Apa yang ingin dia katakan padaku??
Hujan berhenti, seiring dengan air matanya. Dia tak lagi menangis, aku sangat bahagia.
Dia tersenyum, dan membisikan sesuatu.. dia tak ingin aku pergi. Aku benar-benar merasa bahagia, sungguh! :')
Tuhan, terimakasih...
_______________06.15 aku terbangun_______________
hanya mimpi -_-
#ada
No comments:
Post a Comment